Perang Dagang AS-China
Konflik Ekonomi yang Mengubah Peta Kekuatan Global Abad 21
Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang dimulai sejak 2018 telah menjadi salah satu konflik ekonomi terbesar abad ini. Dengan saling menerapkan tarif impor miliaran dolar, kedua negara adidaya ini tidak hanya saling memukul, tetapi juga menciptakan gelombang disruptif di seluruh ekonomi global yang dampaknya masih terasa hingga hari ini.
Sejarah Singkat
Konflik ini berawal dari kekhawatiran AS atas:
- Defisit perdagangan AS-China yang mencapai $375 miliar (2017)
- Praktik transfer teknologi paksa yang dilakukan China
- Subsidi industri China yang dianggap tidak adil oleh pasar global
- Pelanggaran hak kekayaan intelektual yang sistemik
Fakta Kunci
• Total tarif yang dikenakan: $450 miliar (AS) vs $185 miliar (China)
• Sektor paling terpukul: Teknologi, Pertanian, dan Manufaktur
• Dampak global: IMF memperkirakan kerugian $700 miliar bagi ekonomi dunia pada 2023
• Perusahaan yang terkena dampak: Huawei, Apple, Tesla, SMIC, dan banyak lagi
Timeline Penting
AS mengenakan tarif $34 miliar untuk impor China (gelombang pertama) pada Juli 2018, terutama untuk produk teknologi dan industri. China langsung membalas dengan tarif senilai yang sama.
China membalas dengan tarif $60 miliar; Huawei masuk daftar hitam AS pada Mei 2019, memicu perang teknologi yang lebih luas di luar perdagangan.
Fase 1 deal ditandatangani pada Januari 2020, tapi perang teknologi semakin memanas dengan pembatasan terhadap SMIC dan perusahaan teknologi China lainnya.
Pembatasan ekspor chip AS ke China mencapai puncaknya dengan larangan ekspor chip AI canggih; Larangan TikTok di beberapa negara bagian AS dan lembaga pemerintah.
Dampak Global
Rantai Pasok Global
Perusahaan multinasional memindahkan basis produksi dari China ke Vietnam, India, dan Meksiko (disebut "China+1 strategy"). Apple mulai memindahkan 25% produksi iPhone ke India pada 2023.
Inflasi Dunia
Kenaikan harga barang elektronik dan komoditas akibat biaya logistik yang melambung. IMF mencatat inflasi global mencapai 8.8% pada 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Perang Teknologi
AS membatasi ekspor chip canggih ke China, memicu China mengembangkan kemandirian semikonduktor dengan investasi $150 miliar dalam 5 tahun.
Polarisasi Ekonomi
Terbentuknya blok ekonomi yang terpisah dengan standar teknologi berbeda, terutama di bidang 5G, AI, dan komputasi awan.
Strategi Kedua Negara
Strategi AS
• Teknologi sebagai senjata utama (pembatasan chip, sanksi Huawei)
• Aliansi dengan Eropa & Asia-Pasifik melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF)
• Subsidi industri domestik melalui CHIPS Act senilai $52 miliar dan Inflation Reduction Act $369 miliar
• Pembatasan investasi AS di sektor teknologi sensitif China
Strategi China
• "Dual Circulation" - fokus pada pasar domestik + teknologi mandiri
• Belt & Road Initiative untuk diversifikasi pasar ekspor
• Subsidi besar-besaran untuk semikonduktor lokal melalui "Big Fund" $50 miliar
• Dominasi di bahan baku kritis seperti rare earth dan baterai EV
Masa Depan Perang Dagang
Analis memprediksi beberapa skenario untuk 5-10 tahun ke depan:
- Decoupling Penuh: AS-China memisahkan rantai pasok sepenuhnya dengan risiko stagflasi global dan kenaikan biaya hidup di seluruh dunia
- Teknologi Terpisah: Dua ekosistem teknologi berbeda (Android vs HarmonyOS, 5G AS vs 5G China) yang saling tidak kompatibel
- Cold Tech War: Perang dingin di bidang AI, quantum computing, dan energi bersih dengan persaingan paten dan standar global
- Keseimbangan Baru: Titik temu di sektor tertentu dengan persaingan terbatas di bidang strategis
Pelajaran untuk Negara Berkembang
• Peluang menjadi alternatif basis manufaktur ("China+1") dengan insentif yang tepat
• Pentingnya penguatan industri strategis (seperti nikel dan baterai EV di Indonesia)
• Diplomasi seimbang di tengah ketegangan AS-China untuk memaksimalkan keuntungan
• Investasi dalam SDM dan teknologi untuk menghindari jebakan kelas menengah